Konflik Dalam Perusahaan dan Cara Mengatasinya
Bertemu lagi dengan blog saya, kali ini saya akan membahas beberapa konflik yang terjadi dalam perusahaan dan cara mengatasinya.
2. Komunikasi yang
buruk
Banyak hal yang bisa
di lakukan untuk menghadirkan rasa persaudaraan di tempat kerja misalnya
mengobrol dengan ramah, mengajak orang lain mengobrol di luar topik pekerjaan
ketika jam istirahat atau berinteraksi sepulang kerja untuk sekedar
bersenang-senang sejenak.
Konflik Dalam Perusahaan dan Cara Mengatasinya
Perusahaan
manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari tingkat
individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang
kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang
pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang
strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari konflik
yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat
mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak
konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu
karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir,
ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan
bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera
mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik sebagai berikut:
· Harus
dirasakan oleh pihak terkait
· Merupakan
masalah persepsi
· Ada
oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta,
ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
· Interaksi
negatif-bersilangan
· Ada
peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
Menurut Baden Eunson, terdapat beragam
jenis konflik:
· Konflik
vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,
manajemen kompensasi dan karir.
· Konflik
Horizontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada
tingkat yg berbeda di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi
penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
· Konflik
di antara staf, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam
jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang.
· Konflik
peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya
dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak
lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang
manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.
Berikut ini adalah beberapa konflik yang terjadi di dalam perusahaan:
1. Perbedaan kepribadian
Konflik di tempat kerja yang pertama
yakni adanya perbedaan kepribadian antara karyawan satu dengan karyawan
lainnya. Terlebih di Indonesia yang mempunyai beragam suku bangsa, perbedaan
karakter, latar belakang dan tempat seseorang di besarkan bisa menjadi pemicu
adanya konflik.
Sebagai contoh, gaya bicara atau logat
bicara seseorang yang berbeda dengan lingkungan tempat anda di besarkan.
Apabila orang tersebut tidak bisa di terima dengan baik, maka hal tersebut bisa
menyinggung perasaan anda.
Dalam prakteknya, misalnya nada yang
bicara orang tersebut terlalu keras atau bahkan cenderung seperti orang yang
sedang marah. Padahal, di beberapa tempat terutama Sumatera, hal tersebut
menjadi sesuatu yang biasa.
Konflik di tempat
kerja yang selanjutnya yakni adanya komunikasi yang terjadi dengan tiap
karyawan yang buruk. Seperti diketahui bahwa hubungan antara diri sendiri dan
orang lain tidak bisa di pisahkan dengan yang namanya komunikasi. Apabila
komunikasi yang terjadi tidak maksimal atau bahkan cenderung buruk, maka bisa
menjadi penyebab terjadinya kesalahpahaman yang berujung pada konflik di tempat
kerja.
Sebagai contoh,
seorang atasan harus menginstruksikan pekerjaan yang akan di berikan kepada
karyawan di dalam timnya. Akan tetapi, orang yang akan di beri instruksi
tersebut sedang berhalangan hadir. Karena atasan tersebut sangatlah sibuk
akhirnya memutuskan untuk memberitahukan detail pekerjaan pada rekan yang lain.
Meski terlihat sepele,
dengan gaya komunikasi yang seperti ini dapat di katakan komunikasi yang buruk.
Mengapa? Hal ini dikarenakan karyawan yang seharusnya mengerjakan pekerjaan
tersebut tidak mendapatkan instruksi langsung, mungkin saja terdapat detail
yang terlupakan yang bisa memicu konflik.
3. Kompetisi
Kompetisi dalam tempat
kerja sebenarnya di perlukan untuk menciptakan tempat kerja yang kondusif dan
membuat karyawan mempunyai semangat tinggi serta tingkat produktivitas kerja
yang baik. Namun, jika hal ini di lakukan secara tidak sehat, maka kompetisi
tersebut bisa memicu konflik di tempat kerja oleh karyawannya.
Di beberapa perusahaan
mungkin bisa di jumpai bahwa kinerjanya terlalu menekan karyawan untuk bisa
saling berkompetisi secara ketat. Belum lagi jika produktivitas karyawan selalu
di kaitkan dengan kenaikan gaji.
Jika berbicara mengenai
gaji, kebanyakan orang tentu akan melakukan berbagai cara agar bisa memenangkan
kompetisi, termasuk dengan cara yang kurang sehat. Bahkan lebih parahnya lagi,
para karyawan menjadi sangat individualisme dan tidak bisa bekerja dalam sebuah
tim kerja.
4. Perbedaan Nilai dan
Prinsip
Salah satu Negara
seperti Jerman berhasil meminimalisir adanya konflik di tempat kerja yang
dikarenakan perbedaan nilai dan prinsip. Kuncinya, setiap karyawan tidak
mengusik nilai dan prinsip yang di pegang orang lain, apalagi berusaha untuk
memaksakan prinsip yang di pengangnnya pada rekan kerjanya.
Lain halnya di
Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam di lihat dari suku, agama, ras dan
usianya. Perbedaan prinsip dan nilai yang di pegang oleh seseorang bisa menjadi
masalah bagi orang tertentu.
Di lihat dai sisi usia,
pekerja yang lebih muda mungkin belum sematang pekerja yang pengalamannya sudah
banyak dalam memahami niai-nilai pada perusahaan. Saat para karyawan gagal
dalam menghadapi perbedaan dengan cara saling bertoleransi, biasanya akan
memicu konflik yang menyinggung prinsip pribadi seseorang.
5. Kurangnya rasa
persaudaraan
Meskipun bekerja di
bawah satu atap yang sama, seorang karyawan bisa sa tidak mempunyai teman-teman
yang benar-benar tulus. Hal ini di sebabkan kurangnya rasa persaudaraan yang
bisa memicu konflik di tempat kerja¸ misalnya adanya permusuhan antar karyawan.
Meski begitu, sesulit
apapun konflik yang sedang dihadapi dapat diatasi. Berikut adalah beberapa cara mengatasi konflik dalam perusahaan:
1. Mengakui adanya
konflik.
Langkah awal dari
rahasia mengatasi konflik dalam perusahaan yang harus dilakukan adalah mengakui
bahwa didalam perusahaan telah terjadi suatu konflik. Dalam proses ini, tidak
hanya atasan sebagai pemimpin perusahaan yang harus mengakui adanya konflik
namun juga semua pihak yang terkait atau terlibat dalam konflik tersebut harus
mengakui adanya konflik dalam perusahaan. Dengan adanya pengakuan bahwa suatu
konflik dalam perusahaan sedang terjadi maka akan memudahkan proses pemecahan
masalahnya.
2. Mengidentifikasi
konflik.
Hal kedua untuk
mengatasi sebuah konflik dalam perusahaan adalah memulai mengidentifikasi
masalah secara mendalam. Dalam proses identifikasi konflik, dibutuhkan
pengelolaan emosi yang baik, dengan pengelolaan emosi yang baik maka konflik
dalam perusahaan dapat diatasi dengan mudah. Apabila pengelolaan emosi tidak
dilakukan dengan baik bisa jadi hal tersebut justru semakin memperkeruh konflik
yang sedang terjadi dalam perusahaan.
3. Sharing pendapat atau
saran
Cara mengatasi
konflik dalam perusahaan yang ketiga adalah dengan memperhatikan pendapat atau
saran merupakan hasil pemikiran atau sudut pandang seseorang. Didalam proses
tukar pendapat atau saran haruslah melibatkan semua pihak yang terlibat dalam
konflik, maksudnya adalah agar pihak-pihak yang bersangkutan dapat saling
mengungkapkan pendapatnya secara terbuka. Didalam proses sharing pendapat atau
saran hendaknya masing-masing individu menghindari kepentingan pribadi agar
ranah pembicaraan tidak keluar dari jalur yang ingin dituju, selain itu hindari
pula pandangan salah benar dalam proses sharing pendapat.
4. Mencari solusi
Selanjutnya dalam
rahasia mengatasi konflik dalam perusahaan, setelah semua pendapat atau saran
ditampung, bersama-sama dengan semua pihak yang terlibat mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan
konflik dengan cara musyawarah. Mencari solusi bukanlah sesuatu hal yang mudah
untuk dilakukan karena mencari sebuah solusi diharapkan tidak menimbulkan
kerugian bagi satu pihak atau justru menimbulkan perpecahan dalam perusahaan.
Dalam menentukan solusi dibutuhkan pula solusi alternative bila solusi awal
tidak berjalan dengan baik. Adanya rasa saling percaya antar pihak juga sangat
diperlukan guna menumbuhkan kembali hubungan yang sehat antar pihak yang
bersangkutan.
Permasalahan atau
konflik yang terjadi dalam perusahaan hendaknya dapat diatasi dengan baik.
Tidak hanya pemimpin, namun semua anggotapun harus saling menempatkan diri dan
mengambil peran dalam perusahaan. Hindari perasaan kecil hati dan merasa tidak
berperan penting didalam perusahaan. Dengan selalu menjaga komunikasi yang baik
serta terus berpikiran positif satu dengan yang lain maka kemungkinan
terjadinya konflik dalam perusahaan dapat diminimalisir. Demikian blog saya kali ini mengenai konflik dalam perusahaan dan cara mengatasinya semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar